Siapa yang Kami panjangkan umurnya, Kami kembalikan dia kepada kejadiannya semula (lemah dan kurang akal). Apakah mereka tidak memikirkan? (QS Ya Sin {36} : 68).
Allah Ta’ala menceritakan ihwal manusia bahwa manakala usianya telah lanjut, maka dia dikembalikan kepada kelemahan, setelah sebelumnya kuat; kepada ketidakberdayaan setelah gesit. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.” (ar-Ruum:54) Allah Azza wa Jalla berfirman , “Dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang paling lemah, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya.” (an-Nahl:70).
Maksud ayat di atas..dan Allah lebih mengetahuinya… ialah hendak memberitahukan bahwa dunia ini merupakan negeri yang sirna dan tempat peralihan, bukan tempat menetap untuk selamanya. Karena itu, Dia berfirman, “Maka apakah mereka tidak memikirkan?” dengan akalnya ihwal awal penciptaan mereka, kemudian menjadikannya ke usia dewasa, kemudian ke usia tua, agar mereka mengetahui bahwa mereka diciptakan untuk menuju negeri lain yang tidak akan sirna, beralih, dan berpindah darinya, yaitu negeri akhirat.
Firman Allah Ta’ala: “……dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seseorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya melainkan terdapat dalam Kitab. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah” (Fathir {35}:11)
Tidaklah umur panjang yang diberikan kepada sebagian air mani melainkan Dia mengetahuinya dan termaktub di dalam Kitab Pertama.
Sehubungan dengan firman Allah Ta’ala, “Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seseorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya melainkan terdapat dalam Kitab. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah”, diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata, “Tidak ada seorang pun yang Aku tetapkan baginya umur panjang dan kehidupan melainkan dia akan mencapai usia yang telah Aku tetapkan baginya. Dan Aku telah menetapkan hal itu baginya. Usianya hanya sampai pada usia yang telah Aku tetapkan, tidak akan ditambah. Dan tidak ada seorang pun yang Aku kurangi umurnya melainkan dia akan mencapai usianya itu. Usianya hanya sampai pada usia yang telah Aku tetapkan baginya. Itulah maksud firman Allah Ta’ala, “dan tidak pula dikurangi umurnya melainkan terdapat dalam Kitab. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah” Semuanya itu termaktub dalam Kitab di sisi-Nya. Penafsiran senada dikemukakan pula oleh adh-Dhahak.
Ketika menafsirkan ayat di atas, an-Nasa’I meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., dia mendengar Rasulullah saw, bersabda,
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya atau usianya dipanjangkan, maka hendaklah dia bersilaturahmi”. (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Abu Dawud.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abud-Darda r.a., dia berkata bahwa kami berzikir dekat Rasulullah saw, Lalu beliau bersabda,
“Allah Ta’ala tidak akan menangguhkan ajal seseorang bila sudah tiba. Bertambahnya usia itu adalah melalui keturunan yang saleh yang diperoleh seorang hamba. Keturunan itu mendoakannya sepeninggalnya, lalu doa mereka sampai ke dalam kuburnya. Itulah makna bertambah usia.”
Firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah” yakni gampang dan ringan bagi-Nya. Dia mengetahui apa yang terjadi pada semua makhluk-Nya itu dan rinciannya, karena pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. Tidak ada satu perkara pun yang tersamar bagi-Nya.
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
Jumat, 31 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar