Rabu, 15 Juli 2009

Bid’ah Lebih Berbahaya Dari Pada Maksiat

Mana yang lebih keras siksanya, pelaku maksiat atau ahli bid’ah?
Jawab:
Ahli bid’ah lebih keras siksanya, karena perbuatan bid’ah lebih besar dari sekedar maksiat. Bid’ah lebih disenangi oleh syaithan daripada maksiat karena pelaku maksiat mudah untuk bertaubat.[14] Adapun ahli bid’ah maka jarang sekali yang bertaubat karena ia menyangka berada di atas kebenaran berbeda dengan pelaku maksiat, ia mengetahui bahwa ia seorang yang bermaksiat Adapun ahli bid’ah maka ia meyakini sebagai seorang yang taat dan sedang melakukan ketaatan. Maka dari itu perbuatan bid’ah -wal’iyadzubillah-lebih jelek dari maksiat. Oleh karenanya ulama salaf selalu memperingatkan (agar menjauh) dari bermajlis bersama ahli bid’ah,[15] karena mereka akan mempengaruhi orang yang duduk bersamanya, sementara bahaya mereka sangatlah besar.
Tidak diragukan, bahwa bid’ah itu lebih jelek dari maksiat dan bahaya yang ditimbulkan ahli bid’ah kepada manusia lebih besar daripada bahaya seorang pelaku maksiat[16] sehingga ulama salaf mengatakan: “Sederhana dalam (melakukan) sunnah lebih baik daripada sungguh-sungguh dalam (berbuat) bid’ah.[17]_________________________
14) Sufyan Ats Tsauri rahimahullah berkata: “Bid’ah lebih disenangi oleh iblis daripada maksiat karena pelaku maksiat akan bertaubat darinya sedangkan pelaku bid’ah tidak akan bertaubat darinya.” Musnad Ibnul Ja’ad (1885), Majmu’ Fatawa (11/472)
Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menghalangi taubat dari setiap pelaku bid’ah.” Ash Shahihah (1620)
15) Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata: “Jangan kamu duduk dengan pelaku bid’ah karena ia akan membuat sakit hatimu.”Al I’tisham (1/172), Al Bida’ wan Nahyu ‘anha (hal.54).
Asy Syathibi rahimahullah berkata (1/158): “Sesungguhnya golongan yang selamat -dan mereka itu adalah ahlussunnah- diperintahkan untuk memusuhi ahli bid’ah, mengusir mereka dan menghukum orang yang berusaha mendekati mereka dengan hukuman mati atau yang kurang dari itu. Sungguh para ulama telah memperingatkan agar tidak berteman serta bermajlis bersama mereka.”
Saya katakan: Semoga Allah ‘Azza wa Jalla merahmati para ulama salaf. Mereka tidaklah meninggalkan satu pelaku bid’ahpun kecuali mereka menumpasnya dan peringatkan umat darinya.
16) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata tentang bahaya ahli bid’ah: “Seandainya Allah ‘Azza wa Jalla tidak menjadikan adanya orang-orang yang mencegah bahaya mereka -yaitu ahli bid’ah- benar-benar agama ini akan rusak dan kerusakannya akan lebih besar dari berkuasanya musuh yang memerangi. Karena musuh jika berkuasa tidak akan merusak hati dan agama kecuall hanya mengikut saja. Adapun ahli bid’ah, mereka akan merusak hati sejak pertama kalinya.” Majmu’ Fatawa (28/232)
Beliau juga mengatakan: “Ahli bid’ah lebih jelek dari ahli maksiat karena syahwat, berdasarkan sunnah dan ijma’.” (20/103)
17) Ini merupakan perkataan Ibnu Mas’ud. Silahkan melihat Al Lalika’i (114), Al Ibanah (161) dan As Sunnah karya Ibnu Nashr (30)
[Dari: Al Ajwibah Al Mufidah ’an As’ilatil Manahij Al Jadidah; Asy Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al Fauzan; Penyusun: Jamal bin Furaihan al Haritsi; Edisi Indonesia: Jawab Tuntas Masalah Manhaj; Hal: 38-39; Penerjemah: Abu Hudzaifah Yahya dan Abu Luqman; Muroja’ah: Al Ustadz Abu Muhammad Idral Harits Tholib; Penerbit: Pustaka Al Haura’]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar