Jumat, 31 Juli 2009

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

QS AL AN’AM (6 : 151 = Janganlah kamu sekali kali musyrik (syirik), berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu.
Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua sejajar dengan larangan berbuat syirik, ini artinya penting sekali bahwa kita wajib berbuat baik kepada kedua orang tua. Banyak ayat-ayat yang menyebutkan kita harus berbuat baik kepada kedua orang tua, antara lain di surat dan ayat :

1. QS 2 : 83 = jangan menyembah selain Allah dan berbuat baiklah kepada ibu, bapak.
2. QS 4 : 36 = sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.
3. QS 17:23 = jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu.

Berbicara kepada orang tua harus qaulan karima, artinya bicara dengan perkataan yang mulia.
4. QS 17:24 = rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “rabbirhamhumaa kamaa rabbayaanii sagiiraa” (doa kepada orang tua).

Kalau punya anak bandel tidak usah sedih, karena merupakan ladang amal (nasehati terus menerus)

5. QS 29:8 = diwajibkan kepada manusia agar berbuat baik terhadap kedua orang tua.
6. QS 31 : 14 = wajib berbuat baik kepada kedua orang tua. Bersyukurlah kepada Allah dan kepada kedua orang tua.
Jadi bersyukur itu tidak hanya kepada Allah, kepada orang tua juga harus bersyukur.

QS 31 : 15 = kalau kedua orang tuamu memaksamu ikut agama mereka (agama selain Islam, beda agama), jangan ikuti ! tapi tetap pergaulilah keduanya di dunia.

Jadi kalau orang tua kita mengajak berbuat syirik dengan memaksa, dengan paksaan, kita harus tetap berbuat baik kepada mereka, apalagi hanya beda agama (tidak memaksa kita ikut agama mereka), apalagi kalau sama-sama Islam hanya beda prinsip, kita harus selalu dan selamanya baik kepada orang tua.
Kalau orang tuanya jahat, kejam, dzolim pun kita harus (wajib) berbuat baik kepada kedua orang tua.

Contoh : cerita tentang Abu Waqos, ibunya memaksa anaknya mengikuti agama Ibunya, karena anaknya gak mau maka ibunya mogok makan, tapi Abu Waqos tidak marah dan tetap baik kepada Ibunya, tetap lembut dan mengatakan bahwa jika Ibunya punya nyawa seratus dan tiap nyawa akan pergi satu per satu maka dia (Abu Waqos) tetap di jalan Allah, akhirnya Ibunya mau makan juga dan bahkan masuk Islam …………

Contoh lagi : tentang Nabi Ibrahim a.s. dengan Bapaknya yang memusuhi Nabi Ibrahim a.s. baca ceritanya di QS 19 : 41 s/d 50 = kisah Nabi Ibrahim.
Bapaknya Nabi Ibrahim itu P4 (Pembuat Penjual Penyembah Patung), Nabi Ibrahim menasehatinya, mengajak dengan baik e…eh malah diusir dan diancam akan dirajam, jadi kalau gak mau pergi mati engkau! Walaupun sudah diancam akan dibunuh dan diusir, Nabi Ibrahim masih berbicara dengan baik dan bahkan mendoakannya “salamun alaik” (semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu). Wah kalau kita yang diusir nih…. pasti sudah marah-marah dan mengumpat yang tidak-tidak hehehe…insya Allah tidak ya?

7. QS 46 : 15 = Kami perintahkan kepada manusia artinya WAJIB berbuat baik kepada kedua orang tua.
DOA : rabbi auzi’nii an asykura ni’matakal latii an’amta ‘alayya wa ‘alaa waalidayya wa an a’mala saalihan tardaahu wa aslih lii fii zurriyyatii, innii tubtu ilaika wa innii minal muslimiin.

QS 27: 19 = Doa Nabi Sulaiman “rabbi auzi’nii an asykura ni’matakal latii an’amta ‘alayya wa ‘alaa waalidayya wa an a’mala saalihan tardaahu wa adkhilnii bi rahmatika fi ‘ibaadikas saalihin.”

Bil walidaini ihsana = berbuat baik kepada kedua orang tua

Pertanyaan : Pak kalau ibunya Ibu Tiri dan jahat bagaimana?
Jawab : ya harus tetap berbuat baik. Kita harus menolak kejahatan dengan kebaikan. Mari kita lihat dalilnya di QS 41 : 33 s/d 35.

QS 41 : 34 = tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik – “idfa’ bil latii hiya ahsan”
QS 41 : 35 = sifat2 yang baik dianugerahkan kepada orang2 yang sabar.

Pertanyaan : Pak kalau punya bapak tiri yang suka cium pipi kalau ketemu boleh gak?
Jawab : Lho bapak tiri itu kan mahram, coba baca QS 4 :23

Jadi kita kembali membahas QS 6:151, di ayat ini membahas beberapa larangan2 diantaranya :
1. Tidak boleh syirik
2. Tidak boleh durhaka kepada orang tua
3. Tidak boleh bunuh anak karena takut miskin. Allah yang kasih rezeki, jangan kuatir….
QS 17:31 = janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Allah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepada kamu.
4. Jangan dekati perbuatan keji, baik yang tampak maupun tersembunyi. Perbuatan keji itu termasuk zina. Jadi dekat saja tidak boleh apalagi melakukan !

QS 7:33 = Allah hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik Nampak ataupun tersembunyi. Jadi bunyi ayat yang diatas “jangan dekati” dan di ayat ini bunyinya “diharamkan”.

Selingan :
Akibat dari zina maka kena penyakit AIDS (Akibat Itunya Digunakan Sembarangan)
Penyakit hati juga namanya AIDS (Angkuh Irihati Dengki Sombong)

Pertanyaan : Ustadz tentang nikah sirih boleh tidak?
Jawab : Lho Pemerintah kan sudah buat aturan tentang Pernikahan ya harus diikuti, coba Ibu baca QS 4 : 59 = perintahnya taati ulil amri. Jadi kita harus ikuti peraturan Pemerintah.

Kalau pemerintahnya tidak syar’i bagaimana ?
Asal tidak syirik kita tetap harus mentaatinya, coba peraturan tentang lalu lintas, di Al Qur’an kan juga tidak disebutkan tapi kita kan harus patuh kepada peraturan pemerintah, kalau tidak mau patuh misalnya lampu merah jalan aja terus kan bisa tabrakan.

UU No. 1/74 tentang pernikahan, peraturannya memang ada, tapi sangsinya tidak ada, jadi kalau melanggar tidak bisa dipidanakan.

Pertanyaan : Ustadz, tentang nikah sirih bagaimana? Kan lebih baik dari pada melacur ?
Jawab : Wah kita gak boleh pakai dalil daripada, nanti bisa-bisa bilang daripada nganggur kan lebih baik melacurkan diri.
Tentang nikah sirih (nikah tanpa mencatat di KUA), Apa susahnya mencatatkan ke KUA? Kalau gak mau mencatat biasanya ada yang disembunyikan, tidak mau terang-terangan. Padahal minta ijin itu lebih mudah hanya hitungan menit, tapi kalau berlaku adil itu susah karena selamanya harus adil.

Pertanyaan : Pak, seorang isteri harus berbakti kepada suami dulu baru kepada orang tuanya ya?
Jawab : Isteri itu tetap harus berbakti kepada orang tuanya dulu baru kepada suami. Karena kalau suami kan ada bekas suami, tapi orang tua kan tidak ada bekas orang-tua. Coba lihat urutan kepada siapa dulu kita harus berbakti :
QS 9 : 24 = urutan harus berbakti, yang harus dicintai :
1. Allah
2. Rasul
3. Jihad
4. Orang tua (termasuk orang tua tiri)
5. Anak-anak
6. Saudara-saudara (kakak adik kandung)
7. Isteri/Suami
8. Kaum keluarga
9. Harta kekayaan (emas, mobil)
10. Perniagaan (jabatan)
11. Rumah

Pada jaman Umar bin Khatab ada masalah : yang akhirnya harus memilih suami atau ibunya? Ternyata jawaban pada zaman Umar harus pilih ibunya!
Tapi kalau Quraish Shihab = harus pilih suaminya.
Nah kalau kita mau ikut Umar bin Khatab apa mau ikut Quraish Shihab ? Kalau Umar bin Khatab kan sahabat Rasul yang sudah dijamin masuk surga lho !

Pertanyaan : Pak, kan ada cerita seorang isteri ditinggal suaminya pergi, karena suaminya pesan tidak boleh pergi meninggalkan rumah maka isterinya nurut, sehingga waktu ibunya sakit tidak menengok sampai meninggal karena isteri tersebut sangat berbakti kepada suaminya, sehingga dijamin masuk surga?
Jawab : Itu ceritanya gak jelas, haditsnya dhoif !

QS 2 : 229 = minta cerai boleh, kalau takut tidak bisa menjalankan perintah Allah.
Kalau isteri yang minta cerai : semua harta pemberian suami harus dikembalikan (jadi kalau orangnya gak mau, hartanya juga jangan mau dong…. Jangan orangnya gak tapi mau hartanya mau…)
Begitu juga kalau suami menceraikan isteri, harta yang sudah dikasihkan ke isterinya gak boleh diminta lagi.
Baca di Bulughul Maram, Bab tentang KHULU
Karena pada jaman Nabi dulu ada seorang isteri yang tidak bisa mencintai suaminya, padahal suaminya baik agamanya, akhlaknya juga baik.

Lanjutan bahasan QS 6 : 151
5. Jangan membunuh jiwa yang diharamkan Allah
Jadi hukuman mati hanya boleh dilakukan oleh petugas yang ditunjuk Pemerintah.
QS 17:33 = jangan membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq (benar).

QS 6 : 152 = lanjutan ayat 151, masih tentang larangan-larangan
6. Jangan dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik sampai anak yatim itu dewasa.
QS 17:34 = jangan dekati harga anak yatim
QS 4 : 6 = didiklah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk dikawinkan. Jangan membelanjakan harta anak yatim sebelum mereka dewasa.
QS 4 : 10 = Orang yangmemakan harta anak yatim dengan dzolim sama dengan menelan api sepenuh pertunya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

Jangan sekali-kali mendekati harta anak yatim, nah apalagi memakan hartanya! Dekat saja tidak boleh !
7. Tidak boleh curang, tidak boleh ngurangi timbangan.
QS 83 : 1= celaka bagi orang2 yang curang !
QS 83 : 2 = kalau beli minta dipenuhi, kalau jual mengurani timbangan.

Nah, ibu-ibu kalau belanja jangan minta ditambah-tambahin ya….. apalagi maksa mintanya….
Jadi selesai jual beli urusan kita belum selesai sampai disitu saja, karena masih ada hari pembalasan !

Contoh : Pak Amin cerita nih, ibu-ibu kalau belanja kan suka nawar (waktu haji) harga 10R ditawar 9R gak dikasih, tapi si Penjualnya pinter (harga tetap 10R tapi dapat hadiah, nah hadiah tersebut nilainya 2R) setelah ditanya : kenapa gak dikasih aja harga 9R, kan lebih untung daripada harga 10R tapi harus ngasih hadiah seharga 2R, kata penjualnya kalau harga 9R dia gak dapat pahala, tapi kalau 10R terus ngasih 2R kan dapat pahala, dan jualannya juga untung.

Nimbang ikan atau sayur di pasar, tidak dipaksa harus pas sekali seperti nimbang emas, karena “laa yukallifullahu nafsan illaa wus’ahaa” Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

8. Janji dengan Allah harus ditepati.
QS 16:91 = Tepatilah perjanjian dengan Allah
QS 17:34 = sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungan jawabnya.
QS 18:23-24 = jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu “Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi”, kecuali dengan menyebut “Insya Allah”.

Pertanyaan : Pak boleh gak bilang “Insya Allah saya gak datang”
Jawab : Ya boleh bu…. Karena “Insya Allah” itu untuk hal yang positip. Kalau gak datang ya bilang aja “maaf saya gak bisa datang”.

Wassalam,
Nani Utarida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar