Saudara-saudaraku kaum muslimin,
Sesungguhnya sudah jelas firman Allah dalam Kitab-Nya dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam sunnahnya serta ijma’ para ulama tentang haramnya zina dan bahwasanya dia termasuk kekejian dan dosa besar.
Tapi……., kita mendapati banyak kaum muslimin yang terjerumus ke dalam jurang kekejian ini, mereka mengikuti hawa nafsu dan syahwat mereka, lupa kepada Allah dan larangan-Nya, lupa kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan sabdanya, lupa kepada para ulama dan nasihat-nasihatnya.
Sebagaian mereka berusaha untuk menghalalkan zina dengan ta’will-ta’will yang bathil bahwa zina adalah perkosaan, sedangkan jika berdasarkan suka sama suka maka tidak mengapa. Sebagian mereka bahkan berusaha untuk menipu Allah dengan berpura-pura menikah dan berperan seakan-akan suami-isteri, padahal si wanita sudah punya suami di negerinya atau di tempat, dan yang pria hanya berniat memuaskan nafsunya untuk sementara waktu –naudzubillah-.
Atau……, mereka berdalil dengan ucapan orang-orang Syi’ah yang bathil tentang kawin mut’ah yang mana tidak lain adalah penghalalan zina dengan berkedok agama !!!
Sungguh benar ucapan Rasulullah saw :
“Pasti akan ada dari umatku suatu kaum yang (berusaha) menghalalkan zina, sutra, khamer (minuman keras) dan alat-alat music!”. (HR. Al-Bukhori).
Saudara-saudaraku kaum muslimin,
Tidakkah anda ingat ucapan Allah Ta’ala dalam Kitab-Nya yang mulia :
“Wa laa taqrabuz zinaa innahuu kaana laahisyah(tan), wa saa’a sabiilaa(n).”
Yang artinya :
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek”. (QS Al Isra : 32).
Dalam tafsir Kalamul Mannan, Syaikh Abdur-Rahman Nashir As Sa’di berkata :
“Larangan Allah untuk mendekati zina itu lebih tegas daripada sekedar melarang perbuatannya, karena berarti Allah melarang semua yang menjurus kepada zina dan mengharamkan seluruh factor-faktor yang mendorong kepadanya”>
Maka bisa saya katakana, kalau jalan-jalan dan factor-faktor yang menuju kepadanya saja dilarang, apalagi perbuatannya !.
Sungguh amat keji perbuatan itu dan sungguh amat benar ucapan Allah bahwa zina adalah Fahisyah yang dikatakan oleh syaikh Abdurrahman pula dalam tafsirnya : Al Fahisyah adalah sesuatu yang dianggap sangat jelek dan keji oleh Syari’at, oleh akal sehat dan fitrah manusia, karena mengandung pelanggaran terhadap hak Allah, hak wanita, hak keluarganya atau suaminya, dan merusak kehidupan rumah tangga serta tercampurnya (kacaunya) nasab keturunan”.
Dan sering kali fahisyah di dalam Qur’an ataupun Hadits dimaksudkan dengan zina.
Demi Allah, sesungguhnya zina adalah dosa besar………… dan bukan masalah kecil.
Ibnu Mas’ud pernah bertanya tentang dosa-dosa besar kepada Rasulullah saw :
Aku berkata : “Wahai Rasulullah……., dosa apakah yang paling besar disisi Allah?
Beliau bersabda : “Engkau menjadikan bersama Allah sekutu yang lain, padahal Dia menciptakan kamu”.
Dia (Ibnu Mas’ud) berkata : “Kemudian apa ?”
Belia bersabda : “Engkau membunuh anak kamu karena khawatir dia makan bersama kamu”.
Dia (Ibnu Mas’ud) berkata : “Kemudian apa ?”
Beliau bersabda : “Engkau berzina dengan isteri tetanggamu”.
Kemudian Rasulullah saw membacakan ayat (tentang sifat-sifat hamba-hamba Allah Ar Rahman) diantaranya Allah mengatakan : baca dalam QS Al Furqan 68-69, yang artinya :
“yaitu orang2 yang tidak menyeru bersama Allah sesembahan yang lain dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan hak dan tidak berzina. Dan barang siapa melakukan yang demikian akan mendapatkan dosa, akan dilipatkan adzabnya pada hari kiamat dan kekal di dalamnya dengan terhina”.
Demikianlah yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim. Bahkan Rasulullah saw mengatakan bahwa yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka adalah mulut dan farji (kemaluan). Beliau bersabda, yang artinya :
“Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka adalah mulut dan kemaluan”. (HR. At-Turmudzi dan dia berkata hadits ini shahih).
Maka pantaslah kalau tentang hal ini Imam Ahmad mengatakan : “Aku tidak tahu ada dosa yang lebih besar setelah membunuh jiwa dari pada zina”.
Dan Ibnu Mas’ud berkata : “Tidaklah muncul riba dan zina pada suatu desa kecuali Allah akan mengizinkan kehancurannya”>
Maka jelaslah masalah buruknya zina, Allah mengatakan bahwa zina adalah perbuatan keji dan jalan yang sangat buruk. Rasulullah bersabda bahwa zina adalah dosa bear yang banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka, demikian pula para ulama. Sedangkan akal sehat dan fitrah bisa kita tanyakan pada diri kita sendiri……… Bagaimana jika istri kita sendiri dizinai…..? Atau ibu kita ? Atau anak perempuan kita ? Atau kakak dan adik perempuan kita ?
Demikianlah cara berfikir yang diajarkan oleh Rasulullah saw ketika datang kepadanya seorang pemuda dan berkata : “Wahai Rasulullah saw izinkanlah aku untuk berzina !”.
Maka para sahabat segera melarangnya dengan marah. Kemudia Rasulullah saw bersabda : “Mendekatlah !” Maka dia mendekat kepadanya. Kemudian beliau bersabda : “Duduklah !” Maka dia duduk. Kemudian beliau bersabda : “Sukakah kalau itu terjadi pada ibumu?” Dia menjawab : “Tidak. Demi Allah, aku sebagai jaminan untukmu”.
Beliau bersabda : “Demikian pula manusia seluruhnya tidak suka zina itu terjadi pada ibu-ibu mereka”.
Kemudian beliau bertanya lagi : “Sukakah kalau itu terjadi pada anak perempuanmu ?” Dan pemuda itu menjawab seperti tadi. Demikianlah selanjutnya beliau bertanya jika itu terjadi pada saudara perempuannya, bibinya dan seterusnya. Atau sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya.
Dan cukup untuk mencontohkan marahnya seseorang karena cemburu, apa yang diriwayatkan oleh Al-Bukhori dan Muslim dari Sa’ad bin Ubadah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa dia berkata : “Kalau aku melihat seorang laki2 bersama isteriku, akan aku pukul dengan pedangku tana aku maafkan”.
Bagaimana pendapat anda dengan kecemburuan Sa’ad bin Ubadah ? Jangan kalian anggap ini berlebihan !
Ketahuilah bahwa inilah yang hak, bahkan kalau ada seorang yang tidak marah ketika melihat isterinya bersama laki2 lain maka inilah yang disebut Rasulullah saw dengan “Dayyuts” yang tidak akan masuk surga. Dengarlah apa kata Rasulullah saw ketika mendengar ucapan Sa’ad ra :
“Apakah kalian heran dengan kecemburuan Sa’ad? Demi Allah aku akan lebih cemburu dari padanya, dan Allah lebih cemburu dari padaku. Dan karena kecemburuan itulah Allah mengharampkan seluruh fahisyah yang lahir ataupun yang bathin”. (HR Al-Bukhori dan Muslim).
Saudara-saudara kaum muslimin,
Hati-hatilah terhadap perbuatan zina ! Dan janganlah masuk ke dalam jalan-jalan yang mendekati zina. Sesungguhnya sabar untuk tidak masuk ke jalan-jalan tersebut lebih mudah daripada sabar untuk tidak berzina ketika sudah ada di dalamnya. Maka janganlah mendekati zina dan janganlah masuk ke dalam jalan-jalan yang mendekatinya. Dan di antara jalan-jalan tersebut adalah :
PERTAMA : Memandang wanita dan auratnya termasuk wajahnya. Ini sangat erat sekali hubungannya dengan zina, higga Allah berfirman dalam QS An Nur : 30, yang artinya :
“Dan katakanlah kepada orang2 beriman laki2 hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS An Nur:30)
Demikian pula Allah memerintahkan kepada wanita agar menahan pandangannya terhadap laki-laki dan menjaga kemaluannya. Allah berfirman dalam QS An Nur : 31, yang artinya :
“Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya”. (QS An Nur:31)
Dan karena menutup jalan menuju zina pula, Allah memerintahkan wanita mu’minah agar menutup auratnya. Allah berfirman selanjutnya, yang artinya :
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudungnya kedadanya”. (QS An Nur:31).
Jadi jelas menyaksikan TV atau Video, dimana tampil wanita-wanita dengan membuka aurat dan berhiat (tabarruj) termasuk jalan kepada zina yang diharamkan oleh Allah. Demikian pula majalah-majalah, atau gambar-gambar.
KEDUA : PENDENGARAN
Pendengaranpun bisa menjadi jalan mendekati zina, bila mendengarkan nyanyian2 wanita yang bukan mahramnya. Apalagi dengan diiringi music, dan isinya tentang cumbu dan rayu atau cinta dankasih dan lain2. Oleh karena itu Allah berfirman kepada para isteri2 Nabi saw yang mereka itu adalah contoh teladan bagi seluruh kaum wanita muslimah, yang artinya :
“Maka janganlah kalian tunduk (lemah) dalam pembicaraan sehingga menimbulkan keinginan pada orang2 yang dihatinya ada penyakit….” (QS Al Ahzab:32).
KETIGA : PERGAULAN BEBAS ANTARA LAKI2 DAN WANITA
Ini adalah jalan yang paling banyak menjerumuskan manusia kepada zina. Betapa banyak perzinahan terjadi yang penyebabnya adalah perkenalan mereka di kantor, atau keakraban mereka di sekolah, atau perjumpaan mereka di kendaraan umum dan lain-lain.
Allah Ta’ala berfirman, yang artinya :
“Kalau kamu meminta kepada mereka sesuatu kebutuhan, mintalah dari balik hijab (tabir), yang demikian lebih suci bagi hatimu dan hati mereka” (QS Al Ahzab : 53).
KEEMPAT : KHOLWAT (BERDUAAN) dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. Ini lebih bahaya dari yang ketiga.
Tidaklah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang bukan mahramnya kecuali yang ketiganya adalah syaithon. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Janganlah sekali-kali seorang (diantara kalian) berduaan dengan wanita, kecuali dengan mahramnya”. (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasalam juga bersabda :
“Janganlah sekali-kali kalian masuk ke (tempat) wanita”. (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Maka berkatalah seorang dari kalangan Anshor : Bagaimana pendapatmu kalau wanita tersebut adalah Ipar (saudara isteri)? Maka beliau saw menjawab :
“Ipar adalah maut”. (HR Bukhari dan Muslim).
Maka termasuk jalan mendekati zina, perginya seorang perempuan dengan supirnya, tinggalnya seorang laki2 di rumah bersama pembantu perempuannya atau lainnya dari bentuk2 kholwat walaupun asalnya berniat baik, seperti mengantarkan wanita ke tempat tertentu.
Demikianlah wahai kaum muslimin, seluruh jalan-jalan kepada zina sudah Allah tutup. Dan semua itu sudah Allah haramkan dalam satu ayat :
“Wa laa taqrabuz zinaa….” – “Dan janganlah kamu mendekati zina…”
Dan Rasulullah telah mengatakan dalam satu haditsnya dari Abi Hurairah ra dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda : “Telah ditulis atas anak Adam nasibnya (bagiannya) dari zina, maka dia pasti menemuinya, zina kedua matanya adalah memandang, zina kakinya adalah melangkah, zina hatinya adalah berharap dan berangan-angan, dan dibenarkan yang demikian oleh farinya atau didustakan”. (HR Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i)
Dan dalam riwayat lain beliau bersabda :
“kedua tangan berzina dan zinanya adalah meraba, kedua kakinya berzina dan zinanya adalah melangkah, dan mulut berzina dan zinanya adalah mencium”. (HR. Muslim dan Abu Dawud).
Wahai kaum muslimin, kembalilah kepada Allah, sesungguhnya Allah telah memerintahkan dengan wasiat, sedangkan wasiat lebih dari sekedar perintah agar menjauhi fahisyah (perbuatn keji).
“……dan janganlah kamu mendekati fahisyah yang tampak atau yang tersembunyi, dan janganlah membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan hak. Demikian itu yang diwasiatkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami”. (QS Al An’am : 151).
Dan juga Allah mengatakan bahwa diantara sifat2 orang mu’min yang akan beruntung adalah seorang yang menjaga kemaluannya dari zina, baca QS Al Mu’minun : 5-7.
Maka kembalilah kepada Allah….., sesungguhnya Allah akan membalas mereka yang berbuat Ihsan dengan Ihsan, yaitu orang2 yang menjauhi dosa2 dan fahisyah, sesuai firman Allah di QS An Najm : 31-32.
Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mempersiapkan kenikmatan2 dan kelezatan2 di sisi-Nya yang jauh lebih baik dan lebih kekal untuk orang2 yang beriman dan bertawakal kepada Allah serta menjauhi dosa2 besar dan fahisyah, sesuai Firman Allah Ta’ala di QS Asy Syura : 36-37 (baca di Al Qur’an ya….)
Wahai kaum muslimin kembalilah kepada Allah…..dan bertaubatlah kepadaNya…..sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Tulisan ini diambil dari buku oleh2 orang yang berhaji.
Wassalam,
Nani Utarida.
Jumat, 31 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar