Jumat, 31 Juli 2009

BOHONG ITU PENYAKIT?

Kenapa mengucapkan iman hanya untuk menipu Allah dan manusia?
Kenyataannya Allah tidak bisa ditipu.
Jadi sebenarnya mereka itu menipu dirinya sendiri, tambah lama tambah luas tipuannya, lho kok bisa begitu ya?
Iya, karena kalau sekarang menipu besok pasti menipu lagi untuk menutupi tipuan yang kemarin (contoh : Karyawan ingin pulang lebih awal ada keperluan, supaya diijinkan maka dia bohong dengan mengatakan mau ke dokter anaknya sakit, maka besoknya lagi ketika ditanya anaknya sakit apa? Maka dia akan menipu lagi dengan mengatakan anaknya sakit panas).

Jadi orang yang suka menipu itu pada dasarnya mereka itu adalah orang-orang yang berpenyakit, mereka dapat siksa yang pedih bukan karena munafik tapi karena kebohongannya.

Boleh berbohong apabila dalam peperangan atau pertandingan.
2 : 11 = membuat kerusakan mental, merusak sarana-sarana dan juga merusak alam-alam, apabila ditegur oleh orang lain mereka menjawabnya “Lho...kami ini justru sedang mengadakan perbaikan” misalnya orang-orang yang menebang pohon di hutan dengan alasan untuk devisa dan berjanji nanti akan ditanami lagi, padahal… mana buktinya? bahkan mereka bilang “saya muslihun”, yuk kita lihat bunyi ayatnya : “Dan apabila dikatakan kepada mereka : “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab : “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”.

2 : 12 = “Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan tetapi mereka tidak sadar”.

Perbuatan orang-orang yang munafik :
2 : 204 = Dan diantara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.

2 : 205 = Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”.

Padahal yang dirusak hanya lokal tapi imbasnya adalah kerusakkan secara global, ini sudah disebutkan di dalam Al Qur’an dengan ayat: “janganlah kamu membuat kerusakan ‘di muka bumi’”. Kenapa Allah menyebutnya “jangan membuat kerusakan di muka bumi?” Karena yang dirusak lokal tapi mengakibatkan kerusakan secara menyeluruh. Contoh : hutan yang digunduli hanya sebagian saja, tapi akibat dari sebagian hutan yang gundul tadi bisa menyebabkan “global warming”.
Contoh lagi : kesalahan dalam mengebor, yang dibor hanya beberapa titik saja atau hanya satu tempat, tapi akibatnya? (Lumpur Lapindo, yang dibor hanya beberapa titik, tapi yang sengsara berapa wilayah? Berapa jumlah jiwa yang terkena imbasnya?)

Hukuman di dunia bagi orang yang berbuat kerusakan adalah :
5 : 33 = terserah hakimnya.
5 : 34 = kalau tobat, dunia selamat, akirat selamat (tobatnya sebelum ditangkap lho...) kalau sudah ditangkap ya....selamat di akirat saja.

8 : 25 = ujian tidak hanya kepada orang yang zalim saja. Ayat ini ditafsirkan dengan “Allah menyuruh kaum mukminin agar jangan membiarkan orang munkar di tengah-tengah mereka, maka nanti azab akan meliputi mereka” jadi kalau ada orang berbuat jahat kita diamkan saja, maka kita kena imbasnya!

7 : 163 s/d 166 = orang yang mengingatkan orang yang berbuat maksiat diselamatkan oleh Allah.

7 : 166 = manusia jadi kera (ada kisahnya di Al Qur’an tapi tidak lama hidupnya) kalau kera menjadi manusia itu tidak ada sejarahnya (hanya karangan teori Darwin saja).

Di dalam Al Qur’an disebutkan bahwa kera itu hina, kenapa ya? Karena kera suka memamerkan kemaluannya.
"Kemungkaran itu penyakit", jadi kemungkaran itu adalah dusta dan semua perbuatan maksiat.
Nahi munkar itu penyakit, yang namanya penyakit itu mudah menular, maka perintahnya adalah jangan merusak, kalau sudah bisa baru disuruh beriman.

Orang munafik itu imannya hanya untuk kepentingan dunia.

Wassalam,
Nani Utarida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar