- Kebangrutan tersebut antara lain:
- Ia tertipu seolah-olah hidup di dunia ini untuk selamanya.
- Akan menderita kerugian di dunia dan akhirat. Ketika di dunia hidupnya menjadi tidak tenang karena terus mengejar dunia, dan ketika di akhirat ia akan mendapat balasan dari Allah karena telah melampaui batas.
- Para pencinta dunia sibuk menyia-nyiakan hidupnya.
- Harga dirinya akan hina di hadapan para musuhnya, sehingga laksana makanan dalam piring yang siap untuk disantap. Sebagaimana sabda Rosululloh yang artinya: “Hampir saja umat-umat (kafir) mengerumuni kalian sebagaimana mereka mengerumuni makanan di sebuah piring.” Salah seorang di antara mereka bertanya: “Apakah jumlah kita pada waktu itu sangat sedikit?” Rosululloh menjawab: “Kalian pada waktu itu sangat banyak jumlahnya tetapi seperti buih yang ada di lautan. Alloh akan menghilangkan rasa takut dari musuh-musuh kalian dan memberikan alwahn pada hati-hati kalian.” Lantas ada yang bertanya: “Apakah alwahn itu wahai Rosululloh?” Rosulullloh menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.” (H.R. Abu Dawud: 4297 dan dishohihkan Syaikh alAlbani dalam ashShohihah: 2/684)
Sahabat MQ, Kecintaan dunia bisa terjadi terhadap apa saja, seperti terhadap harta, jabatan/ kedudukan, lawan jenis, dll. Sebagaimana yang telah disampaikan Allah dalam Al Qur'an :
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allohlah tempat kembali yang baik (surga). (Q.S. Ali Imron [3]: 14)
- Ada beberapa ciri orang-orang yang mencintai dunia secara:
1.Seseorang yang mencintai sesuatu tentu akan senang dan akan menyebut-nyebut sesuatu yang ia cintai dan sangat senang bercengkerama dengannya. Ia akan merasa damai dan tenteram bila berada di sampingnya. Bila berjauhan ia akan merasa terus merindukannya dan ingin selalu berjumpa dengannya. Bila berpisah dengannya akan terasa sangat berat baginya.
2.Orang yang cinta kepada sesuatu pastilah lebih mengutamakan apa yang dicintainya daripada yang lain. Demi mendapatkan apa yang ia cintai, ia rela mengorbankan harta, waktu, dan bahkan nyawa. Ini terbukti dengan makin banyaknya aturan-aturan Islam yang ia tinggalkan karena tergoda dengan gemerlapnya dunia yang telah menipunya. Maka siapa saja yang merasa pada dirinya ada sifat-sifat ini ketika menghadapi kenikmatan dunia maka ia termasuk orang yang cinta dunia secara tidak proporsional (menempatkan pada tempatnya) bahkan berlebih-lebihan.
3.Prioritasnya hanya untuk kehidupan sesaat.
- Kapan seseorang dinyatakan cinta dunia secara berlebihan, yaitu:
1.ketika ia sibuk dengan pekerjaannya sehingga melupakan kewajibannya sebagai seorang hamba,seperti sholat, puasa wajib, zakat dan haji
2.ketika mengakhirkan sholat, misalnya karena sibuk rapat, kita menjadi menyepelekan sholat
3.ketika sibuk menikmati dunia dalam kesendirian, ia lupa bahwa rezeki adalah untuk berbagi, bukan untuk sekedar dinikmati sendiri
4.ketika ia bermaksiat dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main, dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (Q.S. AlAnkabut [29]: 64)
- Kiat-Kiat Agar Selamat dari Cinta Dunia
1.Sadarilah bahwa kenikmatan dunia itu hanyalah bersifat sementara sedangkan kenikmatan akhirat itu bersifat kekal nan abadi. (Q.S. AlMukmin [40]: 39)
2.Qonaah atas nikmat yang Allah berikan
3.Cermatilah kehidupan orang-orang terdahulu. Bandingkanlah pencinta dunia―seperti Qorun, Haman, Fir'aun, dll.―dengan pencinta negeri akhirat―seperti para nabi dan rosul, sahabat Rosululloh, dll.― dan lihatlah apa yang mereka peroleh dari perbuatan mereka.
4.Do'a merupakan senjata bagi seorang muslim. Oleh karena itu, berdo'alah
kepada Alloh agar Allah tidak menjadikan dunia ini sebagai cita-cita (tujuan) terbesar hidup kita.
5.Lihatlah orang-orang yang lebih rendah daripada engkau (dari segi ekonomi) dan jangan melihat kepada orang-orang yang di atasmu, karena hal itu bisa menambah untuk bisa bersyukur kepada Alloh dan tidak berambisi terhadap kenikmatan dunia.
Narasumber : Ustadz Joko wahono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar