Sabtu, 01 Agustus 2009

Ketika SMS ku Tidak Kau Jawab……

Ketika SMS ku Tidak Kau Jawab…….
June 29, 2008
Ketika SMS ku tidak kau jawab…….
Aku bertanya, sedih dan akhirnya..
Sebuah SMS meluncur di layar hapeku…
”Maaf, aku nggak bisa lagi meneruskan berkirim kabar, kerna …”
Seperti halilintar, hatiku hancur…. Malam itu.
Duniaku adalah ruang kosong yang belum dijelajahi : mereka yang merasa dirinya sempurna hanya mampu mempertimbangkan tubuhku untuk menebak-nebak jiwa, namun usaha yang sudah lama dan luar biasa itu sejauh ini hanya bisa meraba-raba seperti apakah jiwa. Keberadaan jiwa membuatku hidup, tetapi adalah keberadaan hati membuat ku merasa tetap manusia …. begitulah, kami mengenal cinta melampaui pancaindra.
Begitulah kami tidak akan pernah mendengar kata-kata cinta, tetapi hati kami akan merasakannya. Cinta membuat kami tenang, cinta membuat kami bahagia, dan cinta membuat kami terharu. Dari hari ke hari kami dihidupkan oleh cinta sampai kami mati, tubuh kami, raga kami akan sangat cepat mati, tetapi kami tidak akan pernah hilang dari dunia ini : kami hidup dalam diri setiap orang yang mencintai kami. Adal;ah cinta yang akan menghidupkan kami dan adalah cinta yang akan selalu menyelamatkan manusia dibumi, kami para tunadaksa bagaikan penjelmaan malaikat yang turun dari langit untuk menguji, seberapa jauhkah manusia memahami makna cinta kepada sesamanya sendiri.
Tentu saja kami mengerti betapa kami bukanlah jenis manusia yang terlalu sama dengan begitu banyak manusia disekitar kami. Para tunadaksa bukanlah penari, para tunadaksa bukanlah penyair, dan para tunadaksa bukan pula para penyanyi, kami bukan ilmuwan, bukan pedagang, bukan pula cendekiawan, apalagi negarawan. Bukankah kami tidak mempunyai bahasa seperti kaum bisu tilu bisa mempunyainya, bukankah kami tidak mempunyai kemampuan membaca seperti orang-orang buta bisa menguasainya, dan bukankah kami juga tidak mempunyai kemampuan menerjemahkan pikiran seperti orang-orang lumpuh pun bisa melakukannya namun dari hari ke hari kami mengada dalam dunia, memberi arti dan makna dengan cara yang hanya para tunadaksa yang mampu memyelaminya.
Mereka memang mencintai kami, dan hati kami telah disejukkan oleh cinta mereka, namunkeindraan mereka yang berbeda dari keindraan kami telah menjadikan hubungan kami dengan mereka yang mencintai kami itu penuh misteri. Demikianlah kami dan mereka bagaikan saling meraba dalam kegelapan dan saling mengulurkan tangan. Ujung-ujung jari kami bagaikan saling bersentuhan ketika mencoba saling mengenal, namun bukanlah keindraan yang telah mempertemukan kami, karena ketika jiwa mendekat bagai tiada berjarak, keindraan itu telah dilampaui.
Bahkan mereka kemudian tidak mengunakan matanya untuk melihat, telinganya untuk mendengar dan telapak tangan sekedar untuk meraba. Jiwa mereka sering mendadak lebur dengan jiwa kami, namun bisa pula dengan sendirinya terlepas kembali : seandainya kami bisa berbicara, kami ingin memanggilnya agar jangan pergi, tetapi kami tidak memiliki sesuatu yang membuat kami bisa dimengerti kami tidak mempunyai sarana untuk membahasakan diri kami.
Kami, para tundaksa, bagaikan jiwa yang melayang dalam kelam, jiwa yang melayang-layang dalam gua garba yang tiada akan pernah mencerminkan apa yang kami pikirkan, tidak pernah menerjemahkan apa yang kami rasakan, dan tidak akan pernah menyampaikan apapun yang kami kehendaki, sekadar karena bahasa yang dimungkinkan oleh tubuh kami tidak begitu mudah dipahami. Tetapi tubuh kami adalah tubuh yang berjiwa, dan jiwa kami adalah jiwa yang berhati kami adalah juga manusia, dan keberdaan tubuh kami membuat kami hidup secara murni…
Jika dikau mendengar suara biola, yang menyayat dan merintih di malam hari, apakah dikau mengira suara itu datang hanya karena gesekan tongkat bersenar kepada dawainya? Jika dikau mendengar suara biola, yang mendesah dan berbisik di malam sunyi, apakah dikau mengira suara itu datang hanya Karena ada tangan yang mengesekkannya? Jika dikau mendengar suara biola, yang meratap dan melengking di malam sepi, tidakkah dikau mengira tangan yang menggesek biola itu menjelamakan nada-nada dari dalam jiwa? Tetapi dari manakah datangnya nada-nada yang membentuk lagu dari dalam jiwa itu? Apakah lagu itu datang dari balik kegelapan dari sebuah semesta entah dimana?
Dari balik kelam lagu itu datang untuk dimainkan seribu biola tetapi apakah dikau masih mengira nada-nada itu tidak ada, ketika tiada satu biola pun memainkannya dan dunia sepi suara?
Nada-nada itu ada meski kita tidak mendengar suara, selama kita masih berjiwa. Adalah jiwa yang menggerakkan tubuh kita, namun adalah hati yang membuat kita memiliki rasa di luar keindraan kita, karena tanpa hati kita bukanlah manusia sedangkan hati adalah semesta nada-nada. Jiwa kita bagaikan lapisan-lapisan hati tanpa isi, namun apabila lapisan-lapisan itu dibuka ternyata tidak pernah ada habisnya. Setiap lapisan hati bagaikan suatu galaksi dlam semesta jiwa yang tiada bertepi, darimana nada-nadadengan segenap sentuhannya mengembara, dari sebuah jarak yang milyaran tahun cahaya jauhnya hanya untuk menyapamu.
Setiap kali suatu untaian nada menyentuh jiwamu, wahai saudaraku,sebetulnya dikau terhubungkan dengan sebuah dunia dari hati yang berdenyar, yang tiada akan pernah berhenti berdenyar, selama cinta membasuh dan membelainya.
Hanya mereka yang mengenal cinta bisa mendengarnya, dan hanya mereka yang bersedia mencintai dan dicintai bisa mengembangkan nada-nada itu di dalam jiwanya. Dengarlah lagu biola itu dalam hatimu saudaraku, apakah biola yang semula satu telah menjadi seribu, ataukah hilang lenyap tak menentu?
Dalam semesta jiwa nada-nada bagaikan kupu-kupu yang beterbangan mencari bunga-bunga cinta mereka tidak akan hinggap di hati yang membatu, mereka tidak akan hinggap di jiwa yang membeku, karena bunga-bunga cinta berkembang dan semerbak, mendenyarkan cahaya cinta ynag semburat di alam semesta, namun hanya kupu-kupu yang mencari bunga cinta seperti mencari madu kemurniaan dunia akan melihat dan mendengarnya.
Cinta melampaui pancaindra, menyentuh langsung ke dalam jiwamu saudaraku, menyapa hatimu yang terbuka terhandap denyar nada-nada yang beterbangan seperti kupu-kupu dalam semesta jiwa. Jika suata hari kita berjumpa wahai saudaraku, ketahuilah betapa dikau melihat tapi tidak melihat kami, betapa dikau mendengar tapi tidak mendengar kami,, karena dikau hanya melihat dan mendengar suatu penampakan, karena suatu penampakan adalah sejuta makna disebaliknya. Namun jika dikau menatap kami dengan mata hatimu saudaraku, kami adlah kupu-kupu bagi bunga-bunga cintamu, adalah nada-nada bagi lagu jiwamu, adalah kata-kata bagi puisi dalam hatimu.
Posted by rumputliarharusbebas
sumber:http://rumputliarharusbebas.wo... tika-sms-ku-tidak-kau-jawab/
=

1 komentar:

  1. aslammualaikum......


    pakbar na.............

    klik ling ini ia.........



    http://www.BikinDuit.com/affiliate/


    http://www.usahaweb.com/42697.html

    http://feedburner.google.com/fb/a/mailconfirm?k=2kRfEfklWTQmHxQIUHMkOL9rdC0http://www.aweber.com/z/c/?zzw3cnb65q2vno9v...0xva23c7q2334

    ...http://perfspot.com/d.asp?i=A1933EF2-13DB-4D93-BADD-340C733ABB37

    http://www.aweber.com/z/r/?7OyMTByctCysbOwsnIystGa0TGxMHGwcnA==

    http://www.dominatingniches.com/?hop=imbuzz

    http://perfspot.com/u.asp?e=jn%5Fgento%40yahoo%2Ecom

    http://dating.desktopdating.net/profile/subconfirm.php?id=98m540gfmu&sc=6606dfd

    BalasHapus