Senin, 28 September 2009

Jangan Khawatir

Rasulullah e menekankan sebuah nasihat yang sangat baik kepada seluruh manusia, “Bila kalian bangun di pagi hari dalam keadaan utuh, tidak kekurangan sesuatu, kalian dan keluarga kalian berada dalam keadaan sehat wal afiat, maka jangan bebani diri kalian dengan kekhawatiran.”

Rasulullah e menasihati agar kita tidak membuat masalah bagi diri kita. Jika ada masalah yang sangat penting dan mendesak, itu lain soal. Tetapi banyak sekali “masalah” dalam pikiran manusia yang sebenarnya bukan masalah sama sekali, melainkan hanya pikiran (buruk) mereka saja. Itu semua adalah “masalah yang terproyeksi” yang mungkin bisa terwujud atau tidak sama sekali. Ini adalah masalah yang sering dialami oleh orang-orang di abad ke-21 ini. Orang-orang menderita terhadap kemungkinan terjadinya penderitaan di masa depan. Akibat kecemasan saraf yang mereka alami, mereka bisa mengalami penderitaan yang panjang meskipun tak satu pun yang mereka khawatirkan akan terwujud. Ini adalah suatu simbol kebodohan!

Setiap hari kita dibebani dengan beban mingguan, bulanan dan tahunan. Mengapa kalian membawa muatan seperti itu bila kalian dapat berjalan tanpa beban? Kalian juga akan menemukan bahwa semua yang kalian butuhkan telah menanti kedatangan kalian di setiap tempat perhentian dalam perjalanan kalian. Kalian hanya hadir di sini dan sekarang. Esok “kalian” hanyalah sebuah fantasi, sebagaimana kalian tidak tahu jika kalian hidup selama itu. Dengan menemukan begitu banyak masalah dalam diri kalian, kalian hanya akan menyakiti diri sendiri. Apakah nasihat Rasulullah e ini tidak cukup membuktikan kesetiaan beliau untuk membimbing orang menuju kebahagiaan?

Allah I tidak ingin hamba-hamba- Nya menderita kesulitan yang tidak berguna. Dia berfirman, “Wahai hamba-Ku, jangan bebani dirimu dengan kekhawatiran mengenai masa depan. Kalian cukup membiarkan agar dirimu sejalan dengan Kehendak-Ku dan setuju dengan maksud-Ku saat ini, lalu sisanya dijamin bahwa Aku akan menjaga masa depanmu agar sejalan dengan Kehendak-Ku.”

Mungkin kalian akan mengerti maksud Saya dengan contoh berikut. Ketika sebuah rel baru dipasang, sebelum lokomotif dan kereta melalui rel itu, sebuah kart beroda dua pertama kali dikirim ke sana untuk mengecek apakah lintasan tersebut sudah terpasang dengan baik dan lurus. Dengan cara yang sama, jika kalian dapat meluruskan jalan kalian sesuai dengan Kehendak Tuhan walaupun hanya beberapa saat, tanpa membawa beban berat kalian bisa merasa yakin bahwa jalanmu itu sudah benar, dan bila waktu berjalan dengan berat dan begitu banyak beban dalam lokomotifmu, jalur kalian sudah benar dan lurus sehingga kalian dapat melewatinya dengan lancar. Sebuah solusi bagi masalah saat ini adalah jalan keluar bagi masalah di tahun berikutnya.

Ketika Saya berada di sini, di Barat, setiap hari Saya menghadapi orang yang membawa masalah antisipasi yang berat. Betapa sulit di dunia yang modern ini untuk lepas dari perspektif seperti ini dan untuk berkonsentrasi pada momen untuk menempatkannya dengan baik dan benar. Dengan 10 dari ribuan masalah di hadapanmu sekaligus, bagaimana mungkin ada sebuah solusi? Saya sering melihat orang yang berlari ke dalam masjid, melakukan shalat dengan cepat, kemudian kembali lagi keluar. Kadang-kadang Saya bertanya kepada mereka, “Mengapa buru-buru?” Lalu mereka dengan gugup melihat jam tangannya dan berkata, “Sudah terlalu lama kami di sini, masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan!” Saya katakan, “Memang baik untuk menjadi rajin dan menangani segala urusanmu dengan baik, tetapi siapa yang akan menangani urusanmu bila tiba-tiba kalian meninggal di sini sekarang juga?”

Saya tidak mendorong orang untuk terus-menerus berada di masjid, tetapi hanya mengingatkan agar orang tidak hanya mengejar kebutuhan mereka, tetapi agar mereka bangkit, jungkir balik, setelah melakukan segala usaha yang ambisius karena tidak mungkin menjadi ‘penguasa dunia’ dan dengan mencurahkan begitu banyak energi untuk usaha mereka, itu malah akan merusak dan begitu banyak (hal-hal lain) yang ditinggalkan. Pertama-tama, dunia sudah mempunyai Penguasa; dan berdo’a kepada-Nya dengan penuh kerendahan hati dan dengan kehadiran hati dan pikiran (tidak terburu-buru) dalam shalat adalah lebih penting untuk mendapatkan kebutuhanmu daripada menyibukkan diri di kota . Yang kedua, mengerjakan urusan kalian dengan berlari (terburu-buru-red) adalah tidak efisien, kalian hanya akan menghasilkan penyakit jantung dan mati muda!

Jangan hidup di dunia dengan jadwal yang ketat, karena dia tidak akan dapat menyelamatkanmu dari masalah tetapi malah melibatkanmu ke dalam lebih jauh. Jadikanlah masalahmu lebih sederhana sehingga pemecahannya pun akan sederhana, juga jangan meninjau masalahmu dengan kaca pembesar, sehingga mereka berada di luar perspekstif, kebiasaan itu akan menghancurkan kalian secara fisik dan spiritual.

Wa min Allah at taufiq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar